Review video YouTube pendidikan inklusi

Lutfi Adrikni

Pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan inklusi SDN 17 jawa Gadut

Berikut ini adalah hasil analisis kurikulum pendidikan inklusi SDN 17 Jawa Gadut terdapat dua perencanaan mengenai kurikulum

Perencanaan kurikulum pendidikan inklusif SDN 17 Jawa Gadut
1. Kurikulum reguler
Di sdn 17 jawa badut menggunakan dua jenis kurikulum yaitu ktsp dan k 13. Untuk kelas 1, 2, 4 dan 5 menggunakan kurikulum ke-13 sedangkan kelas 2 dan 6 masih menggunakan ktsp dan tidak ada modifikasi kurikulum untuk ABK.
2. Kurikulum modifikasi
Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa di SDN 17 jawa gadut belum melakukan modifikasi kurikulum bagi siswa berkebutuhan khusus. Dan program pendidikan inklusi nya juga belum jalan padahal guru pendamping khusus memegang tanggung jawab untuk membuat dan menyusun pendidikan pelaksanaan inklusi yang akan digunakan oleh siswa pendamping nya selama 1 semester.

Pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan inklusi di SDN 17 jawa Gadut
1. Kurikulum reguler
Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa berkebutuhan khusus yang menggunakan kurikulum reguler akan mengikuti pembelajaran seperti hanya siswa normal baik terkait materi yang diajarkan sampai waktu pembelajaran. Materi sama mata pelajaran akan disampaikan secara langsung oleh guru kelas atau guru mata pelajaran kepada seluruh siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus. Adapun guru pendamping khusus tetapi tidak begitu memiliki peran besar karena hanya bertugas sebagai untuk mendampingi siswa berkebutuhan khusus, seperti ketika siswa merasa belum begitu memahami materi yang dijelaskan maka guru pendamping khusus lah yang bertugas untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci. Demi mendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menyampaikan pembelajaran. Dan salah satu upaya dilakukan oleh SDN 17 Jawa Gadut untuk membantu guru aku agar lebih inovatif dan kreatif antara lain:
- mengadakan pelatihan dan workshop tingkat sekolah
- menakutkan beberapa guru dalam pelatihan, workshop maupun seminar yang diadakan oleh lembaga lain.

2. kurikulum modifikasi
Pembelajaran siswa berkebutuhan khusus yang menggunakan kurikulum modifikasi sepedanya merupakan tanggung jawab guru pendamping khusus, seluruh materi pembelajaran akan disampaikan oleh guru pembimbing khusus sehingga pendamping dituntut untuk dapat banyak melakukan usaha yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran seperti dalam menyampaikan materi. Guru pendamping khusus harus bisa menyajikan pembelajaran yang tidak membosankan bagi siswa berkebutuhan khusus, karena siswa berkebutuhan khusus akan mudah merasa bosan dan sulit fokus unsur kegiatan yang menonton sehingga guru pendamping khusus harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pelajaran agar materi yang dapat disampaikan secara menarik. Bagi siswa berkebutuhan khusus model pembelajaran siswa itu berbeda satu sama lain dan ditentukan berdasarkan karakter dan kemampuan siswa. Untuk mengatasi masalah dan pembelajaran dan kesulitan penanganan siswa yang sering dihadapi guru pendamping khusus macau PT dinas pendidikan padang melakukan pertemuan seluruh guru pendamping khusus sekota padang satu bulan sekali yang bertujuan untuk mencari kendal yang dihadapi guru selama satu bulan terakhir terkait pembelajaran dan penanganan siswa berkebutuhan khusus yang kemudian akan dicari solusi yang tepat dan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan pengajaran guru pendidikan khusus.

Evaluasi kurikulum pendidikan inklusi SDN 17 Jawa Gadut
1. Kurikulum reguler
Evaluasi kurikulum pendidikan inklusi di SDN 17 Jawa Gadut dilakukan oleh tim evaluator yang beranggotakan guru-guru yang berkompeten. Guru tersebut telah dipilih oleh kepala sekolah berdasarkan rekomendasi dari tim kurikulum. Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan telah tercapai atau belum setelah kurikulum telah direncanakan dan dilaksanakan. Evaluasi yang dilakukan tim evaluator meliputi evaluasi terhadap RPP, program tahunan dan program semester. Evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui apakah RPP program tahunan dan program semester dilakukan oleh para guru apakah terlaksana dalam kurun waktu yang telah ditentukan baik semester maupun 1 tahun ajaran ataukah belum terlaksana seluruhnya.
2. Kurikulum modifikasi
Evaluasi kurikulum modifikasi dilakukan oleh guru pendamping usus dengan bantuan tim inklusif bila diperlukan dan dilakukan setiap akhir semester. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah kurikulum yang direncanakan sudah terlaksana seluruhnya atau belum, begitu pula evaluasi dalam kurikulum modifikasi dilakukan untuk mengetahui apakah pendidikan pelaksanaan inklusi yang dilaksanakan telah terlaksana seluruhnya atau hanya sebagian dan dalam evaluasi dan juga memperhatikan hasil belajar siswa. Hasil belajar ini dapat diberikan informasi ke tercapainya pembelajaran yang mana tujuan pembelajaran ini juga menjabarkan tujuan instruksional dan tujuan institusional yang telah ditetapkan dan dicapai. Hasil belajar siswa juga memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan terkait apakah ada yang perlu direvisi dan harus diganti atau diterapkan dan dilakukan untuk ajaran selanjutnya.
- kendala dalam pelaksanaan
1) kurikulum pendidikan inklusi SDN 17 Jawa Gadut untuk saat ini memakai dua kurikulum yaitu ktsp dan K13 dikarenakan juga guru dan pemahaman tentang kurikulum K13 sebelum sepenuhnya dikuasai oleh sebagian guru, tetapi untuk tahun berikutnya pihak sekolah menjelaskan bahwa semua kalau sudah menggunakan K13 apabila dalam kurikulum yang ditentukan pemerintah tersebut dinilai sudah dengan tujuan sekolah maka kurikulum tersebut tanpa ada modifikasi. Pihak sekolah merencanakan untuk memperlakukan K13 pada setiap kelas agar tidak ada ke tunjangan pemerintah pendidikan oleh peserta didik baik untuk kelas rendah maupun kelas tinggi.
2) sarana dan prasarana yang belum cukup atau kurang memadai seperti yang disampaikan oleh guru pendamping usus dan hasil wawancara kalau sempat bahwa di SDN 17 Jawa Gadut belum ada ruang dinding untuk anak berkebutuhan khusus dan untuk sementara anak dibimbing di kelas atau di ruang guru.
3) tenaga pendidik yang kurang sehingga mengambil alih guru pendamping khusus menjadi guru kelas untuk mengisi kekosongan guru di kelas atau dan tugas guru pendamping khusus pun sering diabaikan. 

Sekian dari analisis pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan inklusi SDN 17 Jawa Gadut

Komentar

Postingan Populer