Manajemen pendidikan inklusi
#. Manajemen pendidikan inklusi
Program Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah bersama dengan guru-guru penyusunan pogram pendidikan inklusi, di mana semua perencanaan telah tersusun di dalam program. "Perencanaan merupakan penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan, program, proyek, metode, cara, anggaran dan sebagainya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan","
Langkah awal yang dilakukan oleh kepala SD Negeri 32 adalah mengirimkan utusan dari sekolah beberapa orang guru bidang studi dan wali kelas untuk mendapatkan pelatihan dari Dinas PPO Kota Banda Aceh. Setelah mengikuti pelatihan para guru terjun ke lingkungan masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang program pendidikan inklusi.
Penyelenggaraan pendidikan inklusi akan mengarah kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh guru dalam melaksanakan tugasnya secara operasional. Untuk itu kepala sekolah SD Negeri 32 Kota Banda Aceh sebulan sekali melakukan supervisi sekolah yang memungkinkan kegiatan operasional itu berlangsung dengan baik. Hal ini senada dengan pendapat Makawimbang:
Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual. maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat.
MANAJEMEN PENDIDIKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 32 KOTA BANDA ACEH
menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
Supervisi yang telah dilakukan untuk mengevaluasi kembali terhadap apa yang telah direncanakan dan dari hasil evaluasi maka akan didapatkan kelemahan atau kekuatan dari program pendidikan inklusi yang telah terlaksana di SD negeri 32 Kota Banda Aceh. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan manajemen pendidikan di SD Negeri 32 dalam bidang sebuah.
kurikulum Guru mata pelajaran telah memodifikasikan kurikulum sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik. Kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi pada dasarnya menggunakan kurikulum reguler yang berlaku di sekolah umum. Namun demikian karena keragaman hambatan yang dialami peserta didik berkebutuhan khusus sangat bervariasi, mulai dari yang sifatnya ringan, sedang sampai yang berat, maka dalam implementasinya, kurikulum reguler perlu dilakukan modifikasi (penyelarasan) sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik." Jadi kurikulum yang digunakan pada kelas inklusi adalah sama dengan kurikulum regular.
b. Peserta didik
Peserta didk berkebutuhan khusus pada tahun ajaran 2009/2010 di SD Negeri 32 Kota Banda Aceh berjumlah 19 orang. Adapun sistem penerimaan peserta didik dilakukan secara penyuluhan/promosi. Hal ini sesuai dengan pendapat Imron, "sistem promosi adalah penerimaan peserta didik, yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi". Karena itu, mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak.
C. Hubungan sekolah dan masyarakat
Menurut pengamatan peneliti selama 3 bulan di SD Negeri 32 Kota Banda Aceh ikatan sosial antara orang tua murid sangat tinggi. Hal ini terlihat pada saat jam pulang sekolah di mana anak berkebutuhan khusus yang menggunakan kursi roda untuk naik kendaraan orang tuanya, tak jarang mendapatkan bantuan. Pada saat pertemuan dengan komite beberapa orang tua sisiwa menyumbang alat bantu seperti tongkat dan buku-buku yang dapat digunakan oleh ABK. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pendidikan Inklusi.
a. Pembiayaan Pendidikan
Hasil observasi didapatkan bahwa sarana dan prasarana di SD Negeri 32 masih kurang bisa diakses. Terkait hal ini pihak sekolah memberikan alasan karena belum teralokasikan dana untuk penyediaan sarana dan prasarana sekolah.
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen lain. Menurut Hasbullah, pembiayaan pendidikan adalah "kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan"."
Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan inklusi, perlu dialokasikan pembiayaan khusus, yang antara lain untuk keperluan: (1) Kegiatan assesmen input siswa. (a) Modifikasi kurikulum. (3) Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat. (4) Pengadaan sarana-prasarana. (5) Pemberdayaan peranserta masyarakat, dan (6) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
b. Tenaga Guru Pendamping Khusus
Tenaga guru pendamping khusus hanya terdapat 1 orang sementara anak kebutuhan khusus yang memerlukan pendamping berjumlah 4 orang yang sangat mendesak dan 13 orang yang butuh pelayanan ringan.
Tugas GPK adalah:
a. Memberikan bantuan berupa layanan khusus bagi anak-anak berkebutuhan
khusus yang mengalami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
di kelas umum, berupa remedial ataupun pengayaan,
MANAJEMEN PENDIDIKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 5 KOTA BANDA ACEH
b. Memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan membuat catatan
khusus jika terjadi pergantian guru.
c. Memberikan bantuan (berbagi pengalaman) pada guru kelas dan/atau guru mata pelajaran agar mereka dapat memberikan pelayanan pendidikan
kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
d. Melaksanakan asesmen bersama team untuk mendiagnosa permasalahan
belajar ABK.
e. Membuat silabus, kurikulum, dan evaluasi yang disesuaikan dengan kemampuan anak."
Di samping tugas-tugas tersebut, tujuan dari guru pendamping adalah "membantu mengatasi segala kesulitan yang dihadapi siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan efisien
c. Sarana dan Prasarana
Dari hasil observasi peneliti di SD Negeri 32 kota Banda Aceh tidak terlihat sarana dan prasarana yang mendukung program pendidikan inklusi. Sarana dan prasarana pendidikan dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk menjelaskan pesan yang disampaikan guru. Sarana dan prasarana pendidikan juga berfungsi sebagai alat pembelajaran individual di mana kedudukan sarana dan prasarana pendidikan sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di atas, selanjutnya peneliti akan menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Program kepala sekolah dalam menyukseskan pendidikan inklusi di SD Negeri
32 kota Banda Aceh merupakan program yang sangat penting dan program tersebut didukung oleh semua staf di SD Negeri 32 kota Banda Aceh. Program pendidikan inklusi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar kepada anak berkebutuhan khusus dalam bidang pendidikan, jadi tidak ada lagi anak berkebutuhan khusus yang tidak sekolah.
2 Terkait dengan implementasi program pendidikan inklusi di SD Negeri 32 Kota Banda Aceh, kepala sekolah telah mengupayakan pelaksanaan program yang telah disusun. Hal ini dapat diketahui melalui kegiatan perencanaan pembuatan program, pelaksanaan program, serta pengawasan program yang dilakukan oleh kepala sekolah dan wakil dari Dinas PPO Kota Banda Aceh. Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program pendidikan inklusi ini berjalan di dalam kelas (kurikulum, sarana dan prasaranan pembelajaran dan guru pendamping khusus), dan juga untuk memberikan penilaian baik yang telah tercapai maupun yang belum tercapai. Hambatan dalam melaksanakan pendidikan inklusi di SD Negeri 32 kota Banda Aceh meliputi: pembiayaan pendidikan, sarana dan prasarana serta kurangnya tenaga guru pendamping khusus.
Komentar
Posting Komentar